Selasa, 24 Maret 2009

Resusitasi Jantung Paru (Cardiopulmonary Resuscitation )(CPR)

Kapan resusitasi jantung paru penting untuk dilakukan?. Resusitasi jantung paru mungkin dilakukan saat seseorang dalam kondisi berhenti bernafas atau jantung berhenti berdenyut (seperti saat seseorang terkena serangan jantung. Dan seseorang tersebut (akan menjalani resusitasi jantung paru) mempunyai kemungkinan untuk dalam kondisi lebih baik setelah dilakuan tindakan CPR.

Akan tetapi disaat pasien yang mempunyai penyakit yang parah yang mengancam jiwa seperti kanker dan dalam kondisi sekarat atau sudah atau akan meninggal, resusitasi jantung paru mungkin bukan menjadi pilihan untuk dipilih. Itu adalah merupakan hal penting bagi pasien, keluarga pasien dan dokter untuk dibicarakan mengenai isu-isu seperti ini sebelum kebutuhan untuk dilakukannya Resusitasi jantung paru timbul.

Apa yang terjadi selama resusitasi jantung paru?
Selama resusitasi jantung paru dilakukan, dada pasien di tekan pada tekanan atau tenaga penuh. Rangsangan atau stimulasi listrik ke bagian dada dan obat-obatan khusus terkadang digunakan. Hal ini biasanya dilakukan selama 15-30 menit. Selang atau tube mungkin juga di pasang melalui mulut atau hidung menuju ke paru-paru. Selang atau pipa ini kemudian dihubungkan ke suatu mesin atau alat pernafasan untuk membantu pernafasan pasien.

Apa yang terjadi jika Resusitasi jantung paru tidak dilakukan?
Jika tidak dilakukan CPR pada seseorang yang harusnya perlu dilakukan CPR, maka seseorang tersebut akan menjadi tidak sadar dan hampir dengan seketika akan meninggal dalam 5-10 menit.

Apa keuntungan-keuntungan dari resusitasi jantung paru?
Untuk pasien yang mempunyai penyakit yang parah yang mengancam jiwa seperti kanker dan dalam kondisi sekarat atau sudah meninggal, adalah sungguh tidak memberikan keuntungan pada pasien.

Resusitasi jantung paru mungkin meperpanjang hidup untuk pasien dengan status kesehatan yang lebih baik atau seseorang yang lebih muda. Resusitasi jantung paru mungkin juga memperpanjang hidup jika dilakukan dalam 5-10 menit dari saat seseorang yang denyut jantungnya berhenti atau seseorang dengan henti nafas.

Resiko-resiko atau bahaya Resusitasi jantung paru.
Penekanan pada dada dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat, perlukaan pada dada, rusaknya tulang iga, collaps atau kolapsnya paru. Pada pasien yang terpasang selang bantuan pernafasan biasanya dibutuhkan obat-obatan untuk menjaga dan memelihara kenyamanan dari gangguan selang tersebut.

Kebanyakan pasien yang selamat akan memerlukan untuk dipasang suatu alat atau mesin pernafasan pada unit perawatan intensif untuk membantu bernafas untuk sementara waktu dirawat di rumah sakit.

Sedikit pasien (kurang dari 10 %) di rumah sakit yang dilakukan resusitasi jantung paru selamat dan dapat berfungsi seperti biasa seperti waktu dulu. Banyak pasien hidup untuk waktu yang pendek setelah dilakukan CPR, tetapi meski demikian akan berpotensi meninggal di rumah sakit. Resusitasi jantung paru mungkin juga hanya bisa memperpanjang proses kematian.

Pasien yang mempunyai lebih dari satu penyakit biasanya tidak selamat setelah dilakukan resusitasi jantung paru. Hampir tidak satupun pasien dengan kanker stadium lanjut selamat dan hidup cukup lama untuk keluar dari rumah sakit.

Dari sedikit pasien yang bisa selamat, banyak dengan kondisi yang lemah atau mempunyai kerusakan pada otak. Beberapa pasien mungkin memerlukan alat bantu pernafasan untuk hidup

Minggu, 22 Maret 2009

My 1st Blog

Ini blog pertama aku..